Bersiap Menjadi Deadliner

Menurut saya, menjadi seorang “Deadliner” itu ngga papa, yang penting tahu diri. Done is better than perfect, selesai itu lebih baik daripada sempurna. Setuju sih, tetapi dengan syarat, pekerjaan harus terselesaikan di bawah kualitas usaha yang maksimal, alias tidak sesimpel sembunyi di balik kata ‘rampung’ padahal hasilnya setara dengan sampah. Di dunia ini, katanya, terdapat … Baca Selengkapnya

Kok Ngga Pernah Nulis Lagi?

Terakhir nyeloteh di sini sekitar setahun lalu, lah udah di penghujung 2021 aja, sedangkan aku masih kebingungan mau mulai dengan kalimat apa. Beberapa waktu lalu, ada yang melontarkan kalimat seperti di judul di atas kepadaku dan membuatku bergumam sebentar. Hehe ada juga yang nungguin. Entah aku yang pura-pura sibuk atau memang sedang digerogoti rasa malas … Baca Selengkapnya

I’m Turning Twenty Two

Aku membuka telepon genggamku. Pukul 10.00 pagi. Kuraih tote bag coklat berat berisi laptop dan beberapa buku yang kubiarkan tergeletak di sampingku. “Maaf, Pak. Lain kali kita sambung lagi ceritanya, saya sudah ditunggu teman saya di sana, saya duluan ya, Pak.” Aku berbicara dengan seorang laki-laki tua berambut putih yang berprofesi sebagai tukang bersih-bersih taman ibukota. Beliau … Baca Selengkapnya

Instagram Story Vs. Whatsapp Status

Siapa sih ya ngga pake whatsapp dan instagram? Dua medsos ini milik raja sosmed facebook yang emang buanyak bingit penggunanya. Dari anak kecil, bapak-bapak, sampai opa-opa ngga ada yang ngga tau, semuanya tau. Setelah postingan sebelumnya ngomongin banding-bandingan kebahagiaan seseorang dari postingan instagram, sekarang giliran aku menjabarkan beberapa perbedaan instagram story dan whatsapp status versiku. Versiku ya, guys…. Instagram … Baca Selengkapnya

Urusanku Sama Instagram Cukup Sampai Di Sini

Aku kaget sampai ada yang bilang, “Vi, kuperhatiin hidupmu enak yaa. Temenmu banyak, penuh aktivitas, mana kuliahmu juga keren, intinya hidupmu tuh enak.” Sumpah tenggorokanku tergelitik. Dari mana kamu menyimpulkan itu? “Story instagrammu.” Sahabat, terima kasih sudah sudi memperhatikanku jauh, bahkan lebih jauh daripada kamu mengenali sisi hebat dirimu sendiri. Sejujurnya, (ini beneran jujur) justru aku yang kagum padamu, … Baca Selengkapnya

Salam Awal: Kenalan Dulu

Hai teman-teman, assalamualaikum. Terima kasih sudah meng-klik link berisi coretan perdanaku, entah melalui instagramku atau random melalui search engine bahkan sebelum aku menemukan ide untuk cerita selanjutnya. Sebenarnya udah cukup lama mengumpulkan niat untuk mengabadikan setiap momen yang terlintas melalui kata-kata, namun entah kenapa ada aja alasan yang dibuat secara sengaja agar tertunda.
Ada banyak orang yang terlibat dalam zig-zag 21 tahun alur hidupku, maka jangan heran bila kamu bertemu dengan dirimu sendiri di tulisan ini. Bisa jadi aku sedang bercerita tentangmu. Hehe.

Sosok menginspirasi.

Pertengahan Ramadan tahun 2016, aku berada di dalam sebuah gedung cukup megah milik kampus swasta sebelah utara Kota Jogja. Laki-laki itu mengenakan korsa biru dongker dengan lengan terlipat rapi tepat di bawah siku. Gerak-gerik pun pilihan bahasanya benar-benar menggambarkan bahwa ia sedang memenangkan predikat MC nonformal yang cerdas dan sopan dibanding partnernya. Hei! Kautahu apa? aku menemukan akun instagramnya.
Empat tahun berlalu, postingan intagram mampir di berandaku. Kuklik usernamenya. Tanpa rasa antusias yang tinggi, kuklik tautan blog di bio instagramya. Tertulis “Istanbul May 8, 2020” sebagai penutup tulisan pertamanya. Tak cukup tulis menulis, akhir-akhir ini ia sedang menunjukkan ketertarikannya pada dunia video dan youtube. Sumpah, ini sangat kontras dengan sosok awal saat pertama kali aku menemukan akun instagramnya.
Ada hal yang menarik yang dapat kutarik dari perjalaanan hidupnya. Ia seorang pembelajar dan mau belajar. Maka benar kata orang, “Kamu hanya perlu mencoba dan memulai.”

And this is me, mencoba dan memulai menulis sebagai wujud dari makna ‘belajar’.
Yogyakarta, 20 Agustus 2020.